Sikap dualisme serta dikotomis pada ilmu dan pengetahuan sesungguhnya tidak di dukung oleh kebiasaan serta khazanah pesantren. Demikian sebaliknya, jadi instansi pendidikan dengan kajian kitab kuning atau rujukan classic beberapa pengetahuan keislaman (turats) jadi ciri khasnya, integrasi pengetahuan semestinya bukanlah rencana asing untuk dunia pesantren. Klasifikasi pengetahuan Logaritma yang dikerjakan beberapa ulama terdahulu begitu mensupport rencana ini.
Jadi contoh, pernyataan Imam An-Nawawi dalam pendahuluan Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzab, serta Imam Az-Zarnuji dalam Ta’lim Al-Muta’allim Thariq At-ta’allum, yang mengklasifikasi pengetahuan kedalam dua kelompok, yakni fardlu ain serta fardlu kifayah memiliki kandungan pesan kalau semuanya pengetahuan –kecuali yang dengan tegas diharamkan lewat dalil- yaitu fardlu dengan kata lain harus dipelajari. Karna semuanya pengetahuan yaitu jalan untuk menuju tercukupinya satu keharusan basic muslim, yakni mengetahui Allah swt. Ketidaksamaannya cuma terdapat pada beban keharusan itu.
Baca juga : materi logika matematika
Pengetahuan yang dihukumi fardlu ain jadi keharusan pelajarinya jadi pekerjaan serta tanggung jawab tiap-tiap individu muslim. Sedang pengetahuan dalam grup fardlu kifayah, keharusan pelajarinya jadi pekerjaan serta tanggung jawab kolektif, orang-orang muslim di tiap-tiap tempat. Biasanya pengetahuan ini terkait dengan kemaslahatan hidup orang-orang. Termasuk juga dalam grup ini yaitu beberapa pengetahuan terapan dalam bagian tekonologi, penyembuhan, serta sains. Pengabaian pada beberapa pengetahuan ini hingga tak ada satu juga yang menguasainya menyebabkan dosa untuk semua orang-orang muslim ditempat itu.
Mengenai beberapa pengetahuan dalam grup fardlu kifayah, An-Nawawi bahkan juga memberi catatan kalau pelajarinya lebih paling utama dari pada pengetahuan yang fardlu ain. Sebab dengan pelajari pengetahuan fardlu kifayah seperti dalam sains serta tekonologi, seorang bermakna sudah menyelamatkan orang-orangnya dari dosa.
Artikel terkait : rumus keliling bangun datar
Berikut satu diantara khazanah pesantren sebagai pijakan kuat untuk integrasi pengetahuan. Dengan hal tersebut, integrasi pengetahuan semestinya jadi sikap serta pilihan semua instansi pendidikan Islam. Hingga, kita tidak juga akan sempat sekali lagi mendengar kalau Matematika tidak juga akan di tanyakan di akhirat, jadi apologi ketidaksukaan atau ketakmampuan dalam mengerti beberapa pengetahuan Allah SWT yang terhampar di alam semesta ini. Bila memanglah tidak sukai atau tidak dapat, ahsan kita ambil sikap seperti Rasul dalam banyak hal spesifik, diam bila tidak menyenanginya. Allahu alam.
Komentar
Posting Komentar